Kamis, 25 Februari 2010

design anyaman tekstil

DESIGN ANYAMAN TEKSTIL

Pengetahuan design anyaman tekstil meliputi 2 bidang :

  1. Struktural design : dilaksanakan pada waktu pembuatan kain ( kain tenun / kain rajut )
  2. Surface design : dilaksanakan setelah pembuatan kain selesai, yaitu pada saat penyempurnaan kain.

Mempelajari tekstil design berarti mempelajari pembuatan tekstil dengan alat-alat, tahu sifat bahan baku, karakter, bentuk warna dll. Untuk mencapai sasaran diperlukan penguasaan pengetahuan mengenai :

  1. Peralatan yang diperlukan : mesin tenun, mesin rajut, mesin penyempurnaan, dll.
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat dan mutu kain : sifat, berat, kekuatan kain, daya serap, dll.
  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keindahan kain : kilau, motif, design, warna, jenis anyaman, dll.
  4. Faktor yang memudahkan pembuatan tekstil : ukuran, lebar, berat, dll.

Klasifikasi Tekstil

Ditinjau dari cara pembuatannya dan asal bahan, tekstil diklasifikasikan dalam golongan-golongan sbb :

  1. Kain ini dibuat dengan bermacam cara :
  1. Metode anyaman (interlacing) yaitu proses variasi dalam pertenunan (weaving ) antara benang lusi dan benang pakan. Hasilnya kain tenun (woven fabric ).
  2. Dengan metode jeratan ( interloping ). Yaitu proses perajutan (knitting ). Suatu proses pembuatan jeratan-jeratan (loops) benang dengan alat yang terdiri dari jarum-jarum berkait/ berlidah. Hasilnya ialah kain rajut, bersifat elastis dan porous.
  3. Dengan metode jalinan (intertwisting ). Proses yang digunakan seperti merenda , knotting dll.
  4. Dengan metode braiding ( plaiting ), ialah suatu proses pembuatan pita dengan pengayaman 3 helai benang atau lebih. Hasilnya pita, tali sepatu, dll.
  5. Dengan metode sewing-knitting.

  1. Kain yang dibuat tanpa benang.
  1. Dengan metode pengempaan ( felting). Kain felting adalah susunan ( kontruksi ) yang langsung dari serat-serat wol tanpa melalui benang. Serat wol akan menggelembung dalam air dan saling mengait/ menjerat satu sama lain dan akan tetap dalam keadaan demikian ketika dipress. Metode fulling : kain woll tenunan dikerjakan dalam air sabun hangat/ larutan asam lemah, dan diberi tekanan serta putaran sampai ia mengerut dalam suatu ukuran yang diinginkan, sehingga lebih tebal dan kompak.
  2. Metode bonding. Suatu proses mengerjakan serat tekstil dengan jalan mengepres serat kedalam bentuk lapisan sehingga serat saling berpegangan satu sama lain dengan perantara adhesive/ plastic. Hasil non woven fabric. Ada 2 macam : Ada yang mengikat dengan bahan pengikat, ada yang mengikat menanbah prosestase serat thermoplastic kemudian panas dan tekanan. Lap tangan, saringan dll.
  3. Sprayed-fiber fabric. Dibuat dari viscose, yaitu cairan yang cepat menggumpal disemprotkan dengan tekanan udara ke suatu permukaan datar berlubang.
  4. Metode laminating. Beberapa lapis kain direkatkan satu sama lain dengan bahan perekat.
  1. Jenis kain yang dibuat tanpa menggunakan serat, benang maupun filament.
  1. Kain Tepa : Kain dibuat dengan menunbuk beberapa lapisan tipis sejenis pohon mulberry.
  2. Kertas : Kain bahan kertas untuk asesoris rumah tangga.
  3. Plastic-sheet dan film. Contohnya jas hujan.

Klasifikasi Kain Tenun

Kain tenun ditinjau dari segi teknis pembuatan dan nyamannya dapat digolongkan 3 jenis :

  1. Tenunan Tunggal : Terdiri dari satu lembar kain.
  2. Tenunan Rangkap : Terdiri dari 2 lembar kain, ada juga tenunan rangkap tetapi terikat menjadi satu oleh benang pengikat lusi atau pakan.
  3. Tenunan khusus : Handuk, brokat, kain leno, dll.

Bentuk Design dan Motif Pada Kain Tenun

  1. Bentuk-bentuk dalam Struktural design. Kain tenun tersusun dari anyaman benang lusi dan pakan yang letaknya membuat sudut 90o satu sama lain. Pebuatannya dibatasi oleh : susunan kain, alat/ mesin yang digunakan, bahan baku.
    1. Anyaman Polos (over-all). Bentuk design ini misalnya kain blacu, kain putih, sprei, dll. Pada permukaan kain tidak ada suatu pola, gambar atau motif. Kain biasanya juga untuk diprint dll.
    2. Design Strip. Dibagi dalam 5 golongan :

i. Design strip horizontal ( arah pakan ) : kain ribs, terjadi karena perbedaan tetal antara benang lusi dan pakan.

ii. Design Strip vertical ( arah lusi ) : kain lurik, bahan piyama dll.

iii. Design strip miring : kain keeper: bentuk strip karena anyaman

iv. Design strip teratur : masing-masing strip punya jarak/ lebar teratur.

v. Design strip tak teratur : dengan jenis benang yg berbeda, jenis anyaman yang berbeda, pola/ patern yang berbeda, tetal lusi yang berbeda.

    1. Design tekstil kotak. : Design kotak teratur da design kotak tidak teratur.
    2. Plaid design : Kombinasi antara strip dengan design kotak, mirip kain poleng.
    3. Zigzag design. Design strip patah-patah sehingga mirip gergaji, biasanya salah satu jenis anyaman.
    4. Design bayangan : terbentuk oleh salah satu jenis anyaman.

1 komentar:

Julio mengatakan...

Apakah pak Tedy bisa bantu beri contoh gambar untuk jenis2 anyaman diatas?