Minggu, 07 November 2010

MESIN RAJUT LUSI ( MRL )

Mesin Rajut Lusi terdiri dari :
1. MRL Tricot
2. MRL Raschel
3. MRL dengan peluncuran pakan.

MRL Tricot
Unsur Rajut utama :
1. Jarut janggut
2. Sirker
3. Presser
4. Guide
Gerakan dan Fungsi Unsur Rajut :
a) Jarum janggut kait : gerakannya naik turun / putaran mesin. Berfungsi sebagai pembentuk jeratan. Jarum yang terpasang disebut needle bar. Jumlah jarum dalam 1 mistar = kehalusan (gauge). Sumber gerakan oleh eksentrik pada poros utama.
b) Sinker : Gerakannya maju mundur / putaran mesin ( maju=menekan kain, mundur=melepaskan jeratan). Sinker berfungsi menekan ujung kain sehingga pada saat jarum naik kain tertahan oleh hidung singker. Singker yang telah terpasang disebut sinker bar. Jumlah singker sama dengan jumlah jarum. Sumber gerakannya oleh esentrik poros utama.
c) Presser : Gerakannya maju mundur / putaran mesin (maju menekan jarum dan mundur melepas jarum ). Berfungsi menutup / menekan janggut jarum. Sumber gerakannya dari esentrik poros utama.
d) Guide : Disatukan dalam blok guide, biasanya 2 Inch, bila ada yang rusak satu ganti satu blok. Guide yang sudah terpasang disebut guide bar. Jumlah guide dalam 1 Inch= jumlah jarum dalam 1 Inch. Fungsinya melilitkan benang pada jarum. Gerakannya sbb :
• Ayun kebelakang dan ayun kedepan digerakan oleh esentrik poros utama.
• Geser kebelakang dan beser kebelakang digerakkan oleh dadu pada pattern wheel / roda corak.

Macam-macam Diagram :
1. Diagram Gerakan Guide
2. Diagram Laping
3. Diagram Jeratan

Macam Jeratan
1. Jeratan Tertutup

2. Jeratan terbuka


Ciri MRL Tricot :
1. Jarum janggut / kait.
2. Gauge : E/Inch
3. Penomoran Guide : dari belakang ke depan.
4. Penomoran dadu : 0,1,2,3,…dst ( sesuai angka)
5. Sudut antara benang lusi dan kain : 90°

Faktor factor yang menentukan struktur kain rajut lusi adalah :
1. Kehalusan (gauge) dari mesin.
2. Jumlah guide bar yang di gunakan.
3. Jumlah helai lusi setiap susunan beam
4. Jenis dan nomer benang yang digunakan.
5. Jumlah lusi tiap bar.
6. Kualitas kain dalam Course Per Inch / CPI.
7. Cara / order pencucukan pada guide.
8. Gerakan laping dari guide bar dalam satu repeat dari patern wheel / roda corak.
9. Gesekan relatif dari guide bar pada tempat tertentu pada laping.

Perbedaan MRL Tricot dan MRL Raschel :
Jenis jarum Jarum Janggut // kait Jarum Lidah
Kehalusan /gauge mesin E…/ Inch // ER…/2 Inch
Penomoran guide Dari belakang ke depan // Dari depan ke belakang
Penomoran dadu 0,1,2,3,4…dst // 0,2,4,….dst
Presser pakai // Tidak pakai
Trick plate Tidak pakai pakai
Antara benang lusi & kain Membentuk sudut 90° // Membentuk sudut 170°
Putaran Patern drum Kedalam // keluar

Minggu, 11 April 2010

DEKOMPOSISI KAIN TENUN

Bagi orang awam, memakai baju yang penting enak atau enak dilihat, tapi nggak pernah kepikiran gimana bikinnya atau kontruksi kainnya, kalo mo belajar liat aja dibawah:

Langkah-langkah menentukan berat kain permeter persegi :

1. Tentukan dulu arah lusi dan arah pakan, biasanya jumlah lusi lebih banyak daripada pakan, lusi lebih kaku bila diberdirikan, lusi lebih banyak keritingnya, dan amati design anyaman kain tersebut.

2. Tentukan tetal / density lusi dan tetal pakan ( hitung 5 x , masing-masing posisi ke arah diagonal .

3. Timbang berat kain ukuran 10 cm x 10 cm, dengan cara melepas satu persatu lusi dan pakan sehingga pas 10 cm x 10 cmm.

4. Timbang berat 10 helai benang lusi dan 10 helai benang pakan.

5. Diukur panjangnya satu persatu benang-benang yang ditimbang tersebut. Misal lusi : 10,2 cm, 10,3 cmm dst. Pakan : 10,1 cm , 10,3 cm dst.

6. Hitung mengkeret benang lusi dan benang pakan. Dengan rumus : Mengkeret benang ( M ) = . Pb = panjang akhir rata-rata. Pk = panjang awal rata-rata.

7. Hitung No Benang lusi dan pakannya. Nm lusi = begitu juga yang benang pakannya. Ne1 = 0,59 x Nm. Tex= 1000/Nm dst.

8. Menghitung berat kain permeter persegi :

A. Dengan penimbangan : berat contoh (10 x 10 cm) x 100 = B1

B. Dengan perhitungan : Nm = sehingga Berat =

a. Panjang seluruh benang lusi dalam 1 kain dibagi dengan Nm lusi : = B2

b. Panjang seluruh benang pakan dalam 1 kain dibagi dengan Nm lusi = B3

C. Berat kain / = B2 + B3 = B4

D. Menghitung selisih berat hasil penimbangan ( B1) dengan hasil perhitungan (B2) : Selisih Berat = x 100 % . disini tidak boleh lebih dari 3%.

E. Menghitung Warp Cover/ WC =

F. Menghitung Filling Cover / FC =

G. Menghitung % Air space =

H. Menghitung Fabric Cover = 100 - % Air Space

Kamis, 25 Februari 2010

MEKANIKA TEKSTIL



Tujuan Mekanika Tekstil :
Membantu dalam proses pemecahan masalah alat proses ( missal: jarum, teropong, flat heald) dan dalam kaitan hubungan antara alat proses dan bahan baku serta menganalisa gerakan elemen mesin. :
1. Melakukan analisa hubungan alat proses Bahan Baku Tekstil.
2. Melakukan analisa hubungan elemen mesin alat proses.
3. Melakukan analisa hubungan Bahan baku Tekstil.
Analisa dengan Mekanika Tekstil diperlukan : untuk meneliti gangguan pada proses dan akibat yang ditimbulkan dan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Mekanika :
• Umum
• Khusus : contoh Mekanika Tekstil
1. Bahan Baku Tekstil : gaya, kekuatan, tegangan serat.
2. Mekanika dalam bidang alat proses tekstil


Unsur –unsur mesin
1. Bahan : Metal, kayu, keramik, baja, rubber, dll. Sebagai elemen mesin : Penggerak roda gigi, rantai,dll dan alat proses mengerjakan bahan.
2. Alat Proses : Mekanik, Listrik, Fluida.

Mekanika dalam bidang Tekstil :
1. Tehnik Tekstil : Spinning, weaving, knitting, evaluasi tekstil.
2. Kimia Tekstil : Penganjian, Penyempurnaan, Pencelupan, dll.

Bahan Baku Tekstil : Serat, benang, kain juga mengalami proses mekanikan juga, contohnya mengalami penarikan, peregangan (gaya), pukulan /impuls, dll.

Struktur Mesin
Diperngaruhi oleh sifat bahan ( metal/ non metal ) dan proses penyusunan.
1. Kesetabilan
2. Perubahan bentuk : deformasi tetap (plastis )/ deformasi sementara (elastis ).
3. Kekokohan.

Gaya Luar Terhadap Elemen
1. Gaya tarik (pulling force/ drawing ).
2. Gaya lentur ( bending force)
3. Gaya tekan (pressing force).
4. Gaya Geser ( shearing).
5. Gaya Puntir / torsi: Gaya tegak lurus 7 bersilangan sumbu simetris.

Friksi & Gesekan
Bergantung : Bahan, Keadaan permukaan, tegangan diantara permukaan tersebut.

Hukum Friksi :
1. Hukum tekanan
2. Hukum Luas Permukaan.
3. Hukum Kecepatan.
4. Hukum Sifat Permukaan.
5. Kriksi Benda diam – tak bergerak

W= ╓1 F - ╓2 ( F+G )

F = Gaya aksi dari tuas terhadap teropong.
G = Gaya reaksi dati teropong.



Gaya & Faktor Slip

(Tt-Tc) / (Ts-Tc) = rasio slip = e.u.t

Tc = (W. V^2) / g Lbs

Tc = Gaya centrifugal

W = Massa berat




Contoh soal dimesin ring spinning


Diketahui : N = 960 rpm

T / angle of lap : 3 radians

µ / koefisien gesek : 0,35

Berat 1 feet belt : 0,32 Lbs

Tt Load pada Belt : 300 Lbs

Ditanyakan HP max? dan centrifugal force ?

Speed Belt = Rrm x ╓ x (dia shaft/feet)

=960 x 3,14 x 16/12 = 4420 feet/menit atau 4420/60 = 67 detik.

#Tc = (WV^2)/ g g (gravitasi)= 32 feet/dtk^2 atau 10 Mtr/dtk^2

Tc = 0,32x67^2 / 32 = 45 Lbs

# Rasio slip = e.µ.t = 2,718 x 0,35 x 3 = 2,86

# Tt = 300 Lbs

Ts = 300 Lbs/2,86 = 105 Lbs.

# Hp = ( Tt-Ts ) 4020 / 33.000

= (300-105) x4020/33.000

= 23,8 Hp

# Tt= 300 Lbs, Tc= 45 Lbs

(Tt-Tc) / (Ts-Tc) = 2,86 ( rasio slip )

(300-45) / (Ts-45 = 2,86

2,86.Ts = 255+128=383

Ts = 134 Lbs

# Hp = (Tt-Ts) 4020 / 33.000 = (300-134) /33.000 = 20,2 Hp


Contoh Soal pada penarikan beam

Diketahui :

µ / gaya gesek = 0,25

R = 11 cm r = 31 cm

Jumlah lusi = 4000 helai

# F2 l-----35cm------l--------70cm-----------------l

F2 x 35 = 40 kg ( 70+35 )

F2 x 35 = 4105 kg

F2 = 4105/12 = 120 Kg

F2

Rumus

µ x F2 x r = F1 x R

0,25 x 120 kg x 11 = F1 x 31

330 = F1 x 31

F1 = 330/31 = 10,64 Kg

F setiap helai benang = 10,64 kg/ 4000 helai = 0,00266 Kg = 2,661 gram.





Penarikan Beam model lain : F2 x R = F1 x r atau (s1 - s2 ) x r = F1 x R



Gerak Vertikal dan Horisontal

1. Sebuah benda dalam keadaan diam dijatuhkan kebawah, dan sampai ditanah dengan

waktu 3 detik . Ditanyakan tinggi benda tersebut?

Ditanyakan H?

Diketahui :

kecepatan awal / Vo = 0

waktu jatuh / t = 3 dtk

percepatan gravitasi/g = 32,2 feet/dtk^2

H = Vo.t + ½ ft^2

H = 0.3 + ½ 32,2 x 3^2

H = 16,1 x 9 = 144,9 Feet

Atau

Vt = Vo + f.t

Vt = 0 + 32,2 x 3

Vt = 96,6 feet/dtk

terus

Vt^2 = Vo^2 + 2 .f.H

96,6^2 = 0 + 2 x 32,2 x H

H = 96,6^2 / ( 2x32,2 )

H = 144,9 feet/dtk.

2. Teropong bergerak 40 feet/dtk saat memasuki mulut lusi, dan bergerak 5 feet

sebelum memasuki mulut lusi. Percepatan / perlambatan / f = 30 feet/dtk^2.

Ditanyakan waktu (t) memasuki mulut lusi? Dan kecepatan akhir teropong?

Diketahui :

Kecepatan awal (Vo)= 40 feet/dtk

Perlambatan (f) = 30 feet/dtk^2

Jarak ( s ) = 5 feet.

Kecepatan akhir ?

Vt^2 = Vo^2 – 2f.s

Vt^2 = 40^2 – 2 x 32,2 x 5

Vt^2 = 1600 – 300

Vt = √ 1300 = 36 feet/dtk.

Waktunya ?

Vt = Vo – 30 x t

36 = 40 – 30 t

30t = 4

t = 4/30 dtk atau 0,133 dtk.

S=5 Feet teropong

I-------------------------------I------,< == >

Vt Vo



Force, Mass & Momentum

V = F x T / M

Momentum = F x T

F = momentum / T

M = Berat / g

a = V/T

V = kecepatan (feet/dtk)

F = Gaya (Lbs)

T = Waktu (detik)

g = Gravitasi = 32,2 Feet/dtk^2

a = Percepatan/ akselerasi

Contoh soal :

Teropong berat = 0,75 lbs. Kecepatannya 50 feet/dtk.

Rpm crankshaft = 200 ( memutar 50◦ ). Berapa biaya gaya (F) rata-rata yang diperlukan.

Diketahui:

V= 50 feet/dtk

T = (50◦/ 360◦) x ( 60(menit) / 200 detik = 1/24 detik.

F = (V x M) / T = 50 x (0,75/32,2)/ (1/24)

= 50 x (0,75/32,2) x 24 = 28 Lbs.

Bila waktu yang dibutuhkan teropong dari kiri ke kanan (t) = 0,1 dtk. Kecepatan awal teropong meninggalkan mulut lusi ( Vt ) ?

Vt = Vo – f.t

Vt = 50 – (32,2x 0,1) = 46,8 feet/ dtk.

design anyaman tekstil

DESIGN ANYAMAN TEKSTIL

Pengetahuan design anyaman tekstil meliputi 2 bidang :

  1. Struktural design : dilaksanakan pada waktu pembuatan kain ( kain tenun / kain rajut )
  2. Surface design : dilaksanakan setelah pembuatan kain selesai, yaitu pada saat penyempurnaan kain.

Mempelajari tekstil design berarti mempelajari pembuatan tekstil dengan alat-alat, tahu sifat bahan baku, karakter, bentuk warna dll. Untuk mencapai sasaran diperlukan penguasaan pengetahuan mengenai :

  1. Peralatan yang diperlukan : mesin tenun, mesin rajut, mesin penyempurnaan, dll.
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat dan mutu kain : sifat, berat, kekuatan kain, daya serap, dll.
  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keindahan kain : kilau, motif, design, warna, jenis anyaman, dll.
  4. Faktor yang memudahkan pembuatan tekstil : ukuran, lebar, berat, dll.

Klasifikasi Tekstil

Ditinjau dari cara pembuatannya dan asal bahan, tekstil diklasifikasikan dalam golongan-golongan sbb :

  1. Kain ini dibuat dengan bermacam cara :
  1. Metode anyaman (interlacing) yaitu proses variasi dalam pertenunan (weaving ) antara benang lusi dan benang pakan. Hasilnya kain tenun (woven fabric ).
  2. Dengan metode jeratan ( interloping ). Yaitu proses perajutan (knitting ). Suatu proses pembuatan jeratan-jeratan (loops) benang dengan alat yang terdiri dari jarum-jarum berkait/ berlidah. Hasilnya ialah kain rajut, bersifat elastis dan porous.
  3. Dengan metode jalinan (intertwisting ). Proses yang digunakan seperti merenda , knotting dll.
  4. Dengan metode braiding ( plaiting ), ialah suatu proses pembuatan pita dengan pengayaman 3 helai benang atau lebih. Hasilnya pita, tali sepatu, dll.
  5. Dengan metode sewing-knitting.

  1. Kain yang dibuat tanpa benang.
  1. Dengan metode pengempaan ( felting). Kain felting adalah susunan ( kontruksi ) yang langsung dari serat-serat wol tanpa melalui benang. Serat wol akan menggelembung dalam air dan saling mengait/ menjerat satu sama lain dan akan tetap dalam keadaan demikian ketika dipress. Metode fulling : kain woll tenunan dikerjakan dalam air sabun hangat/ larutan asam lemah, dan diberi tekanan serta putaran sampai ia mengerut dalam suatu ukuran yang diinginkan, sehingga lebih tebal dan kompak.
  2. Metode bonding. Suatu proses mengerjakan serat tekstil dengan jalan mengepres serat kedalam bentuk lapisan sehingga serat saling berpegangan satu sama lain dengan perantara adhesive/ plastic. Hasil non woven fabric. Ada 2 macam : Ada yang mengikat dengan bahan pengikat, ada yang mengikat menanbah prosestase serat thermoplastic kemudian panas dan tekanan. Lap tangan, saringan dll.
  3. Sprayed-fiber fabric. Dibuat dari viscose, yaitu cairan yang cepat menggumpal disemprotkan dengan tekanan udara ke suatu permukaan datar berlubang.
  4. Metode laminating. Beberapa lapis kain direkatkan satu sama lain dengan bahan perekat.
  1. Jenis kain yang dibuat tanpa menggunakan serat, benang maupun filament.
  1. Kain Tepa : Kain dibuat dengan menunbuk beberapa lapisan tipis sejenis pohon mulberry.
  2. Kertas : Kain bahan kertas untuk asesoris rumah tangga.
  3. Plastic-sheet dan film. Contohnya jas hujan.

Klasifikasi Kain Tenun

Kain tenun ditinjau dari segi teknis pembuatan dan nyamannya dapat digolongkan 3 jenis :

  1. Tenunan Tunggal : Terdiri dari satu lembar kain.
  2. Tenunan Rangkap : Terdiri dari 2 lembar kain, ada juga tenunan rangkap tetapi terikat menjadi satu oleh benang pengikat lusi atau pakan.
  3. Tenunan khusus : Handuk, brokat, kain leno, dll.

Bentuk Design dan Motif Pada Kain Tenun

  1. Bentuk-bentuk dalam Struktural design. Kain tenun tersusun dari anyaman benang lusi dan pakan yang letaknya membuat sudut 90o satu sama lain. Pebuatannya dibatasi oleh : susunan kain, alat/ mesin yang digunakan, bahan baku.
    1. Anyaman Polos (over-all). Bentuk design ini misalnya kain blacu, kain putih, sprei, dll. Pada permukaan kain tidak ada suatu pola, gambar atau motif. Kain biasanya juga untuk diprint dll.
    2. Design Strip. Dibagi dalam 5 golongan :

i. Design strip horizontal ( arah pakan ) : kain ribs, terjadi karena perbedaan tetal antara benang lusi dan pakan.

ii. Design Strip vertical ( arah lusi ) : kain lurik, bahan piyama dll.

iii. Design strip miring : kain keeper: bentuk strip karena anyaman

iv. Design strip teratur : masing-masing strip punya jarak/ lebar teratur.

v. Design strip tak teratur : dengan jenis benang yg berbeda, jenis anyaman yang berbeda, pola/ patern yang berbeda, tetal lusi yang berbeda.

    1. Design tekstil kotak. : Design kotak teratur da design kotak tidak teratur.
    2. Plaid design : Kombinasi antara strip dengan design kotak, mirip kain poleng.
    3. Zigzag design. Design strip patah-patah sehingga mirip gergaji, biasanya salah satu jenis anyaman.
    4. Design bayangan : terbentuk oleh salah satu jenis anyaman.